Pelatihan Hipnoterapi

Senin, 21 November 2022

Belajar Memilih dan Memahami Keris (Tosan Aji) Untuk Pemula (1)

Belajar Memilih dan Memahami Keris (Tosan Aji) Untuk Pemula: Kang Santoso Belajar keris bagi setiap orang tentu memiliki preferensi masing-masing di dalam memahami dan memilih sebuah keris, baik itu sebagai pusaka, koleksi, maupun hobi. Hal-hal yang menjadi pertimbangan bagi masing-masing tentunya banyak yang bersifat personal dan subjektif. Dan sudah menjadi kewajiban kita untuk belajar saling menghormati pendapat-pendapat tersebut. Akan tetapi kita bersama harus terus belajar agar dalam memberikan penilaian terhadap karya luhur budaya ini lebih objektif. 

Baca juga: Tempat Belajar dan Memahami Keris Di Kediri

Sebagai bahan pertimbangan untuk belajar memahami keris bagi pemula seyogyanya kita belajar kepada orang yang benar-benar tulus dalam memberikan pemaparan tentang keris dengan disertai contoh yang dapat anda lihat dan anda pegang sendiri. Agar nantinya pemahaman anda tentang keris benar-benar kokoh, adhedhasar wewaton yang telah dipakai para leluhur. Karena ketika pilihan-pilihan kita semakin didasarkan pada standar yang objektif, hal ini akan memudahkan orang lain untuk menghormati pilihan kita tersebut.

Belajar Keris untuk pemula
Belajar Keris untuk pemula

Dari berbagai sudut pandang yang ada, terdapat irisan satu sama lain yang mengerucutkan kualifikasi dari keris yang menjadi pilihan para sesepuh kita yang memiliki pemahaman mendalam. Salah satu sesepuh perkerisan Indonesia, Alm. Ir. Haryono Haryo Guritno pada akhir-akhir merumuskan 14 hal berikut yang kiranya merangkum berbagai aspek kriteria pemilihan.

  1. Tuh (Utuh)
  2. Si (Wesi / Besi)
  3. Rap (Garap)
  4. Mor (Pamor)
  5. Puh
  6. Jo
  7. Ngun
  8. Dha
  9. Ta
  10. Ting
  11. Ka
  12. Rah
  13. Mpu
  14. Ngguh."

Yang pertama, Tuh (Wutuh). Keutuhan bilah adalah hal utama. Tidak pugut. Tidak gowang.  Tidak gempil. Bagian yang riskan tentu ricikan seperti sekar kacang, sogokan, dan pejetan. Kecuali gonja. Dalam tradisi Yogyakarta, penggantian gonja, semisal disalini gonja wulung di zaman terkemudian dengan maksud tertentu tidak termasuk ketidak-utuhan. Alm. KRT Hastananegara, sesepuh Paguyuban Pametriwiji konon pernah menyatakan, bagaimana pusaka akan diharapkan handayani jika dirinya sendiri saja tidak selamat dari kerusakan.

Yang kedua, Si (Wesi). Besi adalah salah satu unsur inti dari fisik pusaka yang sekaligus menjadi penanda kemaestroan sang Empu. Jika dalam mewasuh, mengolah, dan menguled besi saja belum baik, maka tentu hal-hal berikutnya seperti garap dan pamor menjadi dipertanyakan.

Belajar Memahami Keris Bagi Pemula
Belajar Memahami Keris Bagi Pemula

Besi adalah wadah sementara pamor adalah hidangan. Jadah sebagai makanan sederhana jika wadahnya piring keramik berglasur indah akan pantas disajikan kepada Raja. Sementara meski Kue Spekuk yang waktu itu hidangan kalangan atas, jika wadahnya cobek yang berjamur, kotor, dan grumpil tentu tidak pantas disajikan.

Besi adalah halaman rumah, sementara pamor itu tanaman-tanaman hiasnya. Jika halamannya penuh sampah, njembrung, banyak rumput liar bosah-baseh; tentu tanaman hias mahal pun jadi tidak menarik. Tapi latar yang bersih dan rapi, sekedar tanaman sederhana pun menjadikannya terlihat asri dan menentramkan.

Secara tarikan, besi pusaka yang baik dalam tradisi para sesepuh di Yogyakarta terbagi dalam 3 kualifikasi; ngglali (seperti jenang gula), nyerat (berserat), dan nyabak (seperti sabak untuk menulis). Ketiga kualifikasi ini harus kita kenali dengan banyak menanting dan mengamati sample-sample yang benar agar terhindar dari besi yang nggrasak, yang mentah, berpori besar, dan lain sebagainya.

Secara tanjeg, aneka jenis besi yang memiliki berbagai karakter dalam tradisi lisan (Purasani, Karang Kijang, Balitung, Walulin, dll) yang telah di-saton diharapkan memiliki watak baru sesuai yang diharapkan dalam doa Sang Empu dan pemilik pusaka. Kemampuan mengenali hal ini kini sudah sangat sukar, sehingga banyak yang memilih mempergunakan 'rasa', seperti apakah kesan besi itu adhem, ngresep, mahanani, atau misalnya galak dan 'panas'.

Sementara sampai disini...insya allah akan saya sambung dengan Belajar Memilih dan Memahami Keris (Tosan Aji) Untuk Pemula (Part 2)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar